Meski sama-sama dikenal sebagai sweetener atau pemanis, namun ternyata tidak semuanya sama lho. Apa ya bedanya? Yuk cari tahu!
Sweetener sering digunakan pasien diabetes untuk memberi rasa manis pada makanan atau minumannya. Sweetener yang bersahabat dengan gula darah adalah yang nol kalori dan memiliki indeks glikemik rendah.
"Jika ingin mengurangi risiko mengkonsumsi tinggi kalori dalam makanan sehingga mengurangi risiko diabetes, sindroma metabolik, obesitas dan penyakit jantung tentulah sweetener merupakan salah satu pilihan yang boleh digunakan," papar spesialis gizi klinik, dr Ida Gunawan, MS.SpGK dalam perbincangan dengan detikHealth.
Sweetener juga baik digunakan bagi penyandang diabetes yang senang mengkonsumsi manis agar kadar gula darah lebih terkendali. Namun pastikan sweetener Anda tidak berkalori dan memiliki indeks glikemik yang rendah.
Nah, sweetener yang beredar di pasaran berbeda-beda. Berikut ini aneka bahan pembuat sweetener:
1. Aspartam
2. Sukralosa
3. Sakarin
4. Stevia
5. Acesulfame K
6. Neotame
7. Cyclamate. Namun cyclamate dilarang di Amerika Serikat karena menimbulkan kanker buli buli pada hewan.
8. Monk fruit
dr Ida memaparkan sakarin dikenal sejak 1960-1970. Banyak ditemukan pada soda, odol, permen dan makanan yang dipanggang. Memiliki tingkat kemanisan 300 kali dari gula. Biasanya digunakan untuk minuman panas dan dingin. Akan tetapi ada sensasi rasa pahit setelah mengonsumsi.
Sakarin disebut menyebabkan kanker buli buli pada hewan. Selain itu ada kontra indikasi pada ibu hamil dan menyusui.
Sedangkan aspartame, sambung dr Ida, sudah dikenal sejak 30 tahun silam dan banyak ditemukan di soda. Kemanisan aspartam adalah 180 kali gula. Biasanya digunakan untuk minuman dingin dan hangat, serta ada rasa pahit saat dipanaskan.
"Efek samping dapat menyebabkan tumor otak, lymphoma, dizziness, sakit kepala, mood swing, halusinasi, instabititas intelektual, serangan panik. Kontra indikasi penyakit phenylketonuria (PKU)," terang dr Ida.
Sementara bahan pembuat sweetener sukralosa ada sejak 1976. Biasanya ada di puding dan minuman diet. Tingkat kemanisan sukralosa adalah 600 kali gula. "Bisa digunakan untuk makanan panas, dingin, panggang atau makanan yang diolah," jelas dr Ida.
Adakah efek samping dari sukralosa? Food and Drug Administration (FDA) menyebut tidak ada hubungan sukralosa dengan kanker. Sukralosa juga tidak meninggalkan sensasi pahit meskipun digunakan untuk memasak. Kemanisannya pun tidak berubah pada suhu tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar