Minyak
goreng yang digunakan berulang kali untuk menggoreng dapat berbahaya bagi
kesehatan karena senyawa-senyawa penyusun minyak dapat mengalami perubahan
fisika dan perubahan kimia.
Penggunaan
minyak goreng secara berulang biasanya ditemukan pada warung-warung atau
tempat-tempat yang menjual gorengan lain.
Minyak
goreng yang belum digunakan tersusun atas asam lemak tidak jenuh atau asam
lemak yang mengandung ikatan rangkap. Derajat ketidakjenuhan minyak berkurang
seiring bertambahnya suhu bahkan pemanasan dapat menyebabkan rantai-rantai asam
lemak putus menjadi radikal-radikal bebas yang berbahaya bagi kesehatan.
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan pemanasan pada minyak selama 30 menit dengan suhu
diatas 125oC dapat menyebabkan munculnya senyawa-senyawa baru yang
beracun bagi tubuh dari pemutusan rantai-rantai asam lemak. Salah satu senyawa
yang beracun yaitu trans 2-hidroksil oktenal (HNE). Senyawa ini sangat
berbahaya karena mudah diserap oleh tubuh dan bersifat racun (toksit) terhadap
biomolekul-biomolekul di dalam tubuh seperti DNA dan protein. Selai itu
pemanasan terus menerus terhapat minyak dapat menghasilkan pula beberapa
senyawa lain yang bersifat toksit terhadap tubuh, yakni 4-hifroksihekseksal,
4-hidroksioktenal dan hepta 2,4-dienal.
Oleh sebab
itu, penggunaan minyak goreng sebaiknya diperhatikan agar jangan digunakan
berulang-ulang. Untuk warung-warung atau tempat-tempat gorangan sebaiknya
penggunaan minyak diperhatikan agar sekali atau dua kali digunakan telah habis
sehingga ditambah lagi minyak yang baru, jangan satu liter minyak digunakan sekali.
Walaupun
berbahaya bagi kesehatan, minyak jelantah dapat difungsikan untuk membuat bahan
bakar biodisel melalui reaksi transesterifikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar